Hari yang cerah
menyinari sebuah kota kecil, yaitu kota Plato. Terdapat seorang remaja tampan
yang bernama Bintang. Bintang memiliki fisik atletis dan juga tinggi, tidak
heran dia menjadi pujaan tiap wanita di kotanya. Sifatnya yang ramah, sopan,
dan juga ceria menjadi nilai tambah bagi seorang anak guru yang dikenal sangat
tegas. Pak Arlong, itulah nama panggilannya. Beliau sangat tegas dan bijaksana
di mata muridnya. Meskipun bukan menjadi orang nomer satu disekolahnya, namun beliau
sangat dihormati oleh tiap-tiap anggota sekolah. Meskipun tegas beliau juga
murah senyum kepada orang lain.
Tahun ini Bintang
sekolah di SMA favorit di kotanya, tempat mengajar orang tuanya yaitu SMAN
Champion. Setiap hari dia berangkat sekolah dengan sepeda motor keluaran HONDA,
yaitu VosVos. Meskipun bukan sepeda motor baru, namun sepeda motor tersebut
terlihat sangat terjaga. Suara knalpotnya selalu menghiasi pagi yang sunyi saat
dia berangkat sekolah. Kadang-kadang dia menyetir sepeda motornya sambilnya
bernyanyi lagu kesukaannya yang dinyanyikan oleh grup bernama Linkin Park
dengan single hitznya What I Have Done. Meskipun sambil bernyanyi dia tetap
berkonsentrasi menyetir agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Bintang hari ini
berangkat sekolah. Seperti biasa, kendaraan pribadinya yang sudah “dipanasi”
siap menemaninya. Saat dia sampai di sekolah, dia memarkirkan sepeda
motornyanya terlebih dahulu dan menaruh helm ke dalam joknya. Dia pun berjalan
menuju pintu utama sekolah, tempat siswa menyalami gurunya. Bintang pun menuju
kelasnya, kelas X-Doominator. Sesampainya disana, Bintang disapa dengan sapaan
dari teman sekelasnya
“Pagi Bintaaang” sapa teman-temannya.
Bel masuk pun
berbunyi. Para siswa mempersiapkan dirinya untuk berdoa dan belajar.
Sepulang sekolah
saat Bintang berjalan menuju tempat parkir, dia melihat wanita yang menarik
perhatiaanya.
“Bulan.. Tunggu
aku dong..” panggil temannya kepada wanita itu.
Wanita itu cantik,
ramah kepada semua orang. Tidak hanya itu saja,dia pun sopan kepada guru dan
soleha.
“Iya.. aku tunggu
kok” jawabnya sambil tersenyum.
Bintang pun terus
melihat bulan seolah matanya sudah tertuju pada anak kelas X-Breaker itu.
Tiba-tiba Bulan melihatnya yang dari tadi menatap dirinya dan tersenyum kepada
Bintang. Dia pun tertunduk malu karena senyuman yang diberikannya tadi. Bulan
pun pulang bersama teman-temannya sambil bersenda gurau.
. . . . . .
“Bintaaaang, udah
mandi belum?! Udah mau maghrib lo” tiba-tiba suara itu memecah lamunannya.
Ternyata suara itu
berasal dari ibunya. Namanya Ibu Nebula. Beliau selalu memperhatikan, dan
menyayangi Bintang meskipun dia sudah tumbuh menjadi pria yang dewasa. Tidak
hanya itu saja, beliau juga selalu memberi nasihat apabila dia berbuat salah.
Dia pun segera pergi ke kamar mandi dan mandi untuk persiapan sholat maghrib
dan juga mengaji di masjid dekat rumahnya. Bapaknya selalu menjadi imam di
masjid tersebut.
“Bu, aku berangkat
ke masjid dulu ya” pamit dia pada
ibunya.
“Iya nak,
hati-hati ya.. yang sholeh” restu ibunya.
“Iya bu,
assalamualaikum” salam Bintang dengan senyumnya.
“Waalaikumsalam
nak” balas ibunya.
Bintang pun
berlari saat adzan berkumandang dari masjid yang dia tuju.
Jarum pendek jam
menunjuk angka 9, Bintang siap siap untuk beristirahat dalam istana mimpinya.
Namun ada sesuatu yang mengganjal hatinya saat ini
“Aku ini kenapa
ya? Kok ada sesuatu yang mengganjal dalam pikiran dan perasaanku. Kenapa dari
tadi aku terbayang wajah Bulan? Senyumannya yang indah kayak nempel dalam
pikiranku. Emang sih dia cantik, ramah, murah senyum. Apa mungkin aku jatuh
hati pada dirinya? Hahaha, ada-ada aja aku ini” Batin Bintang sambil tersenyum
malu menjelang tidurnya.
. . . . . .
Jam pelajaran
dimulai, Bintang dan teman-temannya bersiap untuk menghadapi ulangan mata
pelajaran kimia yang dikenal sangat sulit. Tiba- tiba ada sms masuk ke dalam hp
milik Bintang
“Semangat ya
bintang, kamu pasti bisa kok, dan aku tau itu J” pesan dari sms
tersebut.
Bintang hanya
tersenyum membaca sms tersebut dan dia belum tahu siapa yang mengirimi dia
pesan yang membuat semangatnya membara menjelang ulangan kimia. Guru yang dikenal
sangat ketat itu pun masuk ke dalam kelas dan membagikan soal ulangan kepada
para siswa tanpa berkata sepatah kata pun. Lalu sang guru itu duduk diam di
kursinya dan mengawasi setiap gerak gerik siswanya. 2 jam telah berlalu, para
siswa itu pun langsung mengumpulkan jawaban ulangan kepada guru dengan perasaan
yang was-was. Lalu mereka keluar untuk beristirahat sebelum memulai pelajaran
selanjutnya. Bintang berjalan menuju kantin, tiba-tiba Bulan mengejutkannya dan
tersenyum kepada Bintang
“Hai Bintang, gimana
ulangannya?” canda Bulan kepada Bintang.
“Oh Bulan, bisa
aja kok, emang kenapa Lan?” jawab Bintang sambil tersenyum malu.
“Gak kenapa kenapa
kok Bin, cuman mau tau aja. Hahaha” tawa Bulan.
“Oh, gitu ya.
Hahaha” Bintang ikut tertawa mendengar jawaban Bulan.
“Kamu mau ke mana
Bin?” tanya Bulan dengan senyum.
“Aku mau ke kantin
kok Lan” jawab Bintang yang dari tadi tersipu malu.
“Wah, pas banget
kalok gitu, ayo ke kantin bareng” ajak Bulan pada Bintang.
“Wah ayo lan.
Hahahaha” jawab Bintang sambil tertawa.
Sejak saat itu
mereka berdua semakin lama semakin dekat. Mereka terus berkomunikasi melalui
pesan sms, bahkan chatting facebook yang lagi tren saat itu. Cinta pun tumbuh
pada 2 insan remaja tersebut. Semakin lama rasa itu kian membesar dan kuat.
Hingga pada suatu hari sepulang sekolah Bintang pergi ke kelas Bulan yang
kebetulan belum pulang.
“Hai Bulan, kamu
belum pulang ya?” tanya Bintang.
“Belum kok Bin,
emang ada apa?” jawab Bulan dengan heran.
“Aku mau ngomong
sesuatu ke kamu Lan, tapi aku malu” kepala Bintang tertunduk.
“Bilang aja dah
Bin, jangan malu-malu, aku akan dengerin kamu kok” jawabnya sambil tersenyum
dengan senyuman khasnya.
“Sebenarnyaa,
eeem, sebenarnya aku cinta sama kamu. Kamu itu beda dari cewek yang lainnya.
Kamu itu sopan, ramah, pinter, dan juga soleha. Aku ingin menjaga kamu. Aku
ingin menjadi seseorang yang selalu ada untuk kamu. Maaf kalok ini mendadak,
tapi aku ingin mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya Lan. Apa kamu mau jadi
pacarku Lan? Aku janji kok akan selalu menjaga kamu” Tanya Bintang pada Bulan
yang dari tadi terdiam mendengar ungkapan dari Bintang.
Tiba-tiba suasana
pun jadi hening, diam tanpa kata. Seolah tidak ada orang di dalam kelas
tersebut. Hanya terdengar bunyi detik jam yang mengisi sepi ruangan itu.
“Maaf ya Bin, tapi
aku gak bisa. Aku gak ingin pacaran dulu, aku ingin meraih cita-citaku dulu.
Aku ingin membahagiakan orang tua, dan membanggakan mereka. Aku tahu kamu pasti
kecewa mendengar penjelasanku ini. Tapi aku emang tidak bisa. Maafin aku yang
Bin?” jawab Bulan yang tiba-tiba memecah kesunyian ruangan tersebut.
Bintang pun shock mendengar jawaban dari Bulan. Dia
tidak pernah menyangka jawaban seperti itu. Dia hanya tertunduk, menahan air
mata karena penolakan dari seorang wanita yang dia idam-idam kan. Bintang pun
hanya tersenyum pada Bulan dengan senyuman yang penuh kekcewaan. Dia pun pergi
pulang dengan perasaan yang berat dan meninggalkan kelas tersebut.
Hari berganti
dengan hari, bulan berganti dengan bulan, tahun pun berganti dengan tahun. Saat
ini para siswa angkatannya Bintang melakukan wisuda setelah sukses mengahadapi
UAN dengan nilai yang membanggakan sekolah dan kedua orang tua yang selalu
memberinya do’a dan restu bagi putra sulungnya ini. Acara wisuda dipenuhi
dengan suasana senang sekaligus haru karena kemungkinan besar dari mereka tidak
akan bertemu lagi. Mereka harus memulai dan menempuh jalan serta tujuan
masing-masing. Tangis karena senang dan tangis karena sedih meyelimuti acara
tahunan tersebut.
“Hai Bulan” sapa
Bintang.
“Hai juga Bintang”
jawab Bulan dengan tersenyum.
“Aku cuman ingin
ngasih kenang-kenangan ini aja kok Lan. Aku harap kamu mau menerima pemberianku
yang terakhir ini. Aku gak akan meminta lebih” Bintang berbicara pada Bulan.
“Iya Bin, aku
terima kok, tapi aku mau bilang..” tiba-tiba
“ Hahaha, gak
perlu terima kasih kok Lan. Aku ikhlas kok” sahutnya sambil meninggalkan Bulan
tanpa sebuah senyuman yang pernah diberikannya dulu.
Perasaan Bulan pun
sedih, karena dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya kepada Bintang yang kini
telah jauh dari hidupnya. Tidak seperti dulu, mereka selalu berkomunikasi dan
asik.
“Sebenarnya aku
juga cinta sama kamu Bin. Maafin aku yang pernah nyakitin kamu” batin Bulan
dalam hati
. . . . . . . . .
10 tahun berlalu,
Bintang pun tumbuh menjadi pria dewasa yang gagah dan bijaksana. Bintang sudah
menikahi seorang wanita cantik dan juga soleha bernama Marshela dari Kota
Bunga, yaitu Kota Flower. Dia telah dianugerahi seorang anak laki-laki seperti
ayahnya. Anak tersebut bernama Astro. Parasnya mirip ayahnya, hanya rambut saja
yang mirip sperti ibunya, lurus, tebal dan hitam. Mereka bertempat tinggal di
sebuah perumahan yang bisa dibilang megah. Maklum, Bintang kini menjadi seorang
dokter di sebuah rumah sakit terkenal. Kini dia menjadi orang sukses yang telah
menghajikan kedua orang tuanya, dan membiayai sekolah seluruh adik-adiknya.
Rumah tangga mereka sangat harmonis. Meskipun menjadi orang yang sibuk, dia
selalu meluangkan waktu untuk anak dan istri yang dia cintai.
Tak terasa anaknya
telah mejadi pria dewasa. Astro telah menjadi pimpinan direktur dari perusaahan
terkenal di Jawa. Dia ingin menikahi serang gadis bernama Wing. Dia
memperkenalkan gadis itu kepada kedua orang tuanya, Bintang dan Marsheala.
Mereka pun setuju atas keinginan anaknya yang ingin menikahi wanita tersebut.
Mereka diajak untuk menemui orang tua dari Wing di kota Gray. Sesampainya
disana Bintang terkejut karena ternyata ibu dari Wing adalah wanita yang pernah
dia cintai, namun Bintang tetap tenang karena itu sudah menjadi masa lalu.
Tiba-tiba sebuah pesan sms masuk ke hp Bintang
“Jangan hancurkan
hubungan mereka, beri mereka harapan untuk saling mencintai, jangan ulangi masa
lalu kita” baca Bintang dalam hati dari isi pesan tersebut.
Tak kuasa Bintang
menahan air matanya. Akhirnya kedua belah pihak menyetujui pernikahan
anak-anaknya yang akan dilaksanakan bulan depan. Karena lebih cepat lebih baik
dan menghindarkan mereka dari perbuatann yang mengandung fitnah yang tidak
diinginkan.
Pernikahan Astro
dan Wing sangat meriah, seluruh keluarga dan tamu merayakan hari kebahagiaan
mereka. Hari itu benar-benar sangat meriah, karena sebelumya sudah dipersiapkan
oleh keluarga Bintang yang kebetulan dia memiliki teman yang ahli dalam pesta
pernikahan. Meja tamunya, masakannya, pernak-perniknya, semuanya sudah diatasi
oleh sang ahli.
. . . . . . .
Kabar buruk
tiba-tiba datang dari telepon rumah bahwa Bulan meninggal dikarenakan sakit
kanker otak stadium lanjut. Keluarga Bintang segera ke rumah keluarga Bulan
untuk menjenguk. Sesampainya disana, mereka mendengar suara isak tangis yang
menyelimuti rumah tersebut. Seluruh keluarga Bintang menangis, kecuali Bintang.
Dia masih mampu membendung emosinya. Tak lama kemudian suami dari Bulan
memberikan sepucuk surat yang dia temukan di bawah kasur Bulan membereskan
kamar dan barang-barang istrinya. Bintang pun membaca surat tersebut dengan
emosi yang hamper meledak
“Dear Bintang
Assalamualiakum.Halo
Bintang, bagaimana kabarmu selama ini? Aku harap kamu baik-baik saja di sana.
Bagaiman kuliahmu Bin? Sukses kan? Aku tau kok kamu akan sukses dengan mata
kuliah yang kamu ikuti. Hahaha.
Selama ini kita
udah tidak bertemu dan berkomunikasi lagi. Maaf ya kalok aku tidak bilang kalok
hpku aku jual untuk keperluan kuliah. Maklumlah, kuliah sekarang butuh biaya
banyak, benerkan Bin? Hahaha.
Sebenarnya aku
rindu dengan kita yang dulu, selalu sms dan chatting lewat facebook meskipun
banyak PR dari sekolah. Kamu inget gak? Waktu saat kita pertama kali ngobrol,
kita pergi ke kantin bersama sambil bercanda dan tertawa. Kalok inget kenangan
itu pasti aku tersenyum dan tertawa sendiri, hehe.
Aku ingin bilang
sesuatu ke kamu, sebenarnya aku juga cinta sama kamu Bin. Gak ada pria lain di
hatiku, cuman kamu selama ini. Aku sangat menyesal karena sudah menolak
pernyataan cinta tulus yang udah kamu berikan ke aku dan membuat kamu kecewa.
Mungkin kamu gak akan maafin aku yang udah nyakitin perasaan dan hatimu, tapi aku
hanya ingin kamu gak akan pernah lupain aku.
Mungkin itu aja
yang ingin aku sampaikan ke kamu. Jangan lupa untuk main ke rumah kalok udah
liburan kuliah nanti. Pintu rumahku terbuka kok untuk kamu. Sehat terus ya
Bintang. Assalamualaikum.
from
seseorang
yang mencintaimu
Bulan”
Air mata Bintang
pun jatuh. Dia sudah tidak mampu lagi membendung emosinya dan ingin meluapkan
tangisannya. Cucur air mata menyesali kepergian seseorang wanita yang dulu
sangat dia cintai.
“Bulan, aku tidak
akan pernah melupakan kamu, aku berjanji” ucapnya sambil menangis sambil
tersedu-sedu.
Istri Bintang
memahami posisi Bintang saat ini. Dia menenagkan hati Bintang agar reda
emosinya. Akhirnya Bintang terdiam dan berhenti menangis. Bintang meminta maaf
kepada istrinya atas ucapannya barusan. Istrinya pun hanya tersenyum dan
memeluk Bintang dengan penuh kasih sayang.
. . . . . .
Bintang
meninggalkan dunia dalam senyumnya. Senyum yang terpancar pada jasadnya seperti
menandakan dia sudah puas untuk hidup di dunia yang fana. Kini dia akan menuju
dunia penantian. Istrinya yang juga bertambah tua menangis sambil tersenyum
karena melihat senyuman jasad almarhum suaminya Bintang. Bintang meninggalkan
seorang istri, seorang anak, dan dua orang cucu yang masih kecil dan suci.
Kedua anak ini di beri nama Bintang Pijar dan Bulan Purnama untuk mengenang
kakek dan neneknya yang telah meninggal.
--------------------------------------------------Tamat----------------------------------------------
By :
Ahmad Hasbi Al Muzaky
0 comments:
Post a Comment