Pages

Monday 29 April 2013

Kisah Kasih Bulan Bintang - Cerpen


           Hari yang cerah menyinari sebuah kota kecil, yaitu kota Plato. Terdapat seorang remaja tampan yang bernama Bintang. Bintang memiliki fisik atletis dan juga tinggi, tidak heran dia menjadi pujaan tiap wanita di kotanya. Sifatnya yang ramah, sopan, dan juga ceria menjadi nilai tambah bagi seorang anak guru yang dikenal sangat tegas. Pak Arlong, itulah nama panggilannya. Beliau sangat tegas dan bijaksana di mata muridnya. Meskipun bukan menjadi orang nomer satu disekolahnya, namun beliau sangat dihormati oleh tiap-tiap anggota sekolah. Meskipun tegas beliau juga murah senyum kepada orang lain.
Tahun ini Bintang sekolah di SMA favorit di kotanya, tempat mengajar orang tuanya yaitu SMAN Champion. Setiap hari dia berangkat sekolah dengan sepeda motor keluaran HONDA, yaitu VosVos. Meskipun bukan sepeda motor baru, namun sepeda motor tersebut terlihat sangat terjaga. Suara knalpotnya selalu menghiasi pagi yang sunyi saat dia berangkat sekolah. Kadang-kadang dia menyetir sepeda motornya sambilnya bernyanyi lagu kesukaannya yang dinyanyikan oleh grup bernama Linkin Park dengan single hitznya What I Have Done. Meskipun sambil bernyanyi dia tetap berkonsentrasi menyetir agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Bintang hari ini berangkat sekolah. Seperti biasa, kendaraan pribadinya yang sudah “dipanasi” siap menemaninya. Saat dia sampai di sekolah, dia memarkirkan sepeda motornyanya terlebih dahulu dan menaruh helm ke dalam joknya. Dia pun berjalan menuju pintu utama sekolah, tempat siswa menyalami gurunya. Bintang pun menuju kelasnya, kelas X-Doominator. Sesampainya disana, Bintang disapa dengan sapaan dari teman sekelasnya
 “Pagi Bintaaang” sapa teman-temannya.
Bel masuk pun berbunyi. Para siswa mempersiapkan dirinya untuk berdoa dan belajar.
Sepulang sekolah saat Bintang berjalan menuju tempat parkir, dia melihat wanita yang menarik perhatiaanya.
“Bulan.. Tunggu aku dong..” panggil temannya kepada wanita itu.
Wanita itu cantik, ramah kepada semua orang. Tidak hanya itu saja,dia pun sopan kepada guru dan soleha.
“Iya.. aku tunggu kok” jawabnya sambil tersenyum.
Bintang pun terus melihat bulan seolah matanya sudah tertuju pada anak kelas X-Breaker itu. Tiba-tiba Bulan melihatnya yang dari tadi menatap dirinya dan tersenyum kepada Bintang. Dia pun tertunduk malu karena senyuman yang diberikannya tadi. Bulan pun pulang bersama teman-temannya sambil bersenda gurau.
. . . . . .
“Bintaaaang, udah mandi belum?! Udah mau maghrib lo” tiba-tiba suara itu memecah lamunannya.
Ternyata suara itu berasal dari ibunya. Namanya Ibu Nebula. Beliau selalu memperhatikan, dan menyayangi Bintang meskipun dia sudah tumbuh menjadi pria yang dewasa. Tidak hanya itu saja, beliau juga selalu memberi nasihat apabila dia berbuat salah. Dia pun segera pergi ke kamar mandi dan mandi untuk persiapan sholat maghrib dan juga mengaji di masjid dekat rumahnya. Bapaknya selalu menjadi imam di masjid tersebut.
“Bu, aku berangkat ke masjid dulu ya” pamit dia pada ibunya.
“Iya nak, hati-hati ya.. yang sholeh” restu ibunya.
“Iya bu, assalamualaikum” salam Bintang dengan senyumnya.
“Waalaikumsalam nak” balas ibunya.
Bintang pun berlari saat adzan berkumandang dari masjid yang dia tuju.

Jarum pendek jam menunjuk angka 9, Bintang siap siap untuk beristirahat dalam istana mimpinya. Namun ada sesuatu yang mengganjal hatinya saat ini
“Aku ini kenapa ya? Kok ada sesuatu yang mengganjal dalam pikiran dan perasaanku. Kenapa dari tadi aku terbayang wajah Bulan? Senyumannya yang indah kayak nempel dalam pikiranku. Emang sih dia cantik, ramah, murah senyum. Apa mungkin aku jatuh hati pada dirinya? Hahaha, ada-ada aja aku ini” Batin Bintang sambil tersenyum malu menjelang tidurnya.
. . . . . .
Jam pelajaran dimulai, Bintang dan teman-temannya bersiap untuk menghadapi ulangan mata pelajaran kimia yang dikenal sangat sulit. Tiba- tiba ada sms masuk ke dalam hp milik Bintang
“Semangat ya bintang, kamu pasti bisa kok, dan aku tau itu J” pesan dari sms tersebut.
Bintang hanya tersenyum membaca sms tersebut dan dia belum tahu siapa yang mengirimi dia pesan yang membuat semangatnya membara menjelang ulangan kimia. Guru yang dikenal sangat ketat itu pun masuk ke dalam kelas dan membagikan soal ulangan kepada para siswa tanpa berkata sepatah kata pun. Lalu sang guru itu duduk diam di kursinya dan mengawasi setiap gerak gerik siswanya. 2 jam telah berlalu, para siswa itu pun langsung mengumpulkan jawaban ulangan kepada guru dengan perasaan yang was-was. Lalu mereka keluar untuk beristirahat sebelum memulai pelajaran selanjutnya. Bintang berjalan menuju kantin, tiba-tiba Bulan mengejutkannya dan tersenyum kepada Bintang
“Hai Bintang, gimana ulangannya?” canda Bulan kepada Bintang.
“Oh Bulan, bisa aja kok, emang kenapa Lan?” jawab Bintang sambil tersenyum malu.
“Gak kenapa kenapa kok Bin, cuman mau tau aja. Hahaha” tawa Bulan.
“Oh, gitu ya. Hahaha” Bintang ikut tertawa mendengar jawaban Bulan.
“Kamu mau ke mana Bin?” tanya Bulan dengan senyum.
“Aku mau ke kantin kok Lan” jawab Bintang yang dari tadi tersipu malu.
“Wah, pas banget kalok gitu, ayo ke kantin bareng” ajak Bulan pada Bintang.
“Wah ayo lan. Hahahaha” jawab Bintang sambil tertawa.
Sejak saat itu mereka berdua semakin lama semakin dekat. Mereka terus berkomunikasi melalui pesan sms, bahkan chatting facebook yang lagi tren saat itu. Cinta pun tumbuh pada 2 insan remaja tersebut. Semakin lama rasa itu kian membesar dan kuat. Hingga pada suatu hari sepulang sekolah Bintang pergi ke kelas Bulan yang kebetulan belum pulang.
“Hai Bulan, kamu belum pulang ya?” tanya Bintang.
“Belum kok Bin, emang ada apa?” jawab Bulan dengan heran.
“Aku mau ngomong sesuatu ke kamu Lan, tapi aku malu” kepala Bintang tertunduk.
“Bilang aja dah Bin, jangan malu-malu, aku akan dengerin kamu kok” jawabnya sambil tersenyum dengan senyuman khasnya.
“Sebenarnyaa, eeem, sebenarnya aku cinta sama kamu. Kamu itu beda dari cewek yang lainnya. Kamu itu sopan, ramah, pinter, dan juga soleha. Aku ingin menjaga kamu. Aku ingin menjadi seseorang yang selalu ada untuk kamu. Maaf kalok ini mendadak, tapi aku ingin mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya Lan. Apa kamu mau jadi pacarku Lan? Aku janji kok akan selalu menjaga kamu” Tanya Bintang pada Bulan yang dari tadi terdiam mendengar ungkapan dari Bintang.
Tiba-tiba suasana pun jadi hening, diam tanpa kata. Seolah tidak ada orang di dalam kelas tersebut. Hanya terdengar bunyi detik jam yang mengisi sepi ruangan itu.
“Maaf ya Bin, tapi aku gak bisa. Aku gak ingin pacaran dulu, aku ingin meraih cita-citaku dulu. Aku ingin membahagiakan orang tua, dan membanggakan mereka. Aku tahu kamu pasti kecewa mendengar penjelasanku ini. Tapi aku emang tidak bisa. Maafin aku yang Bin?” jawab Bulan yang tiba-tiba memecah kesunyian ruangan tersebut.
Bintang pun shock mendengar jawaban dari Bulan. Dia tidak pernah menyangka jawaban seperti itu. Dia hanya tertunduk, menahan air mata karena penolakan dari seorang wanita yang dia idam-idam kan. Bintang pun hanya tersenyum pada Bulan dengan senyuman yang penuh kekcewaan. Dia pun pergi pulang dengan perasaan yang berat dan meninggalkan kelas tersebut.
Hari berganti dengan hari, bulan berganti dengan bulan, tahun pun berganti dengan tahun. Saat ini para siswa angkatannya Bintang melakukan wisuda setelah sukses mengahadapi UAN dengan nilai yang membanggakan sekolah dan kedua orang tua yang selalu memberinya do’a dan restu bagi putra sulungnya ini. Acara wisuda dipenuhi dengan suasana senang sekaligus haru karena kemungkinan besar dari mereka tidak akan bertemu lagi. Mereka harus memulai dan menempuh jalan serta tujuan masing-masing. Tangis karena senang dan tangis karena sedih meyelimuti acara tahunan tersebut.
“Hai Bulan” sapa Bintang.
“Hai juga Bintang” jawab Bulan dengan tersenyum.
“Aku cuman ingin ngasih kenang-kenangan ini aja kok Lan. Aku harap kamu mau menerima pemberianku yang terakhir ini. Aku gak akan meminta lebih” Bintang berbicara pada Bulan.
“Iya Bin, aku terima kok, tapi aku mau bilang..” tiba-tiba
“ Hahaha, gak perlu terima kasih kok Lan. Aku ikhlas kok” sahutnya sambil meninggalkan Bulan tanpa sebuah senyuman yang pernah diberikannya dulu.
Perasaan Bulan pun sedih, karena dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya kepada Bintang yang kini telah jauh dari hidupnya. Tidak seperti dulu, mereka selalu berkomunikasi dan asik.
“Sebenarnya aku juga cinta sama kamu Bin. Maafin aku yang pernah nyakitin kamu” batin Bulan dalam hati
. . . . . . . . .
10 tahun berlalu, Bintang pun tumbuh menjadi pria dewasa yang gagah dan bijaksana. Bintang sudah menikahi seorang wanita cantik dan juga soleha bernama Marshela dari Kota Bunga, yaitu Kota Flower. Dia telah dianugerahi seorang anak laki-laki seperti ayahnya. Anak tersebut bernama Astro. Parasnya mirip ayahnya, hanya rambut saja yang mirip sperti ibunya, lurus, tebal dan hitam. Mereka bertempat tinggal di sebuah perumahan yang bisa dibilang megah. Maklum, Bintang kini menjadi seorang dokter di sebuah rumah sakit terkenal. Kini dia menjadi orang sukses yang telah menghajikan kedua orang tuanya, dan membiayai sekolah seluruh adik-adiknya. Rumah tangga mereka sangat harmonis. Meskipun menjadi orang yang sibuk, dia selalu meluangkan waktu untuk anak dan istri yang dia cintai.
Tak terasa anaknya telah mejadi pria dewasa. Astro telah menjadi pimpinan direktur dari perusaahan terkenal di Jawa. Dia ingin menikahi serang gadis bernama Wing. Dia memperkenalkan gadis itu kepada kedua orang tuanya, Bintang dan Marsheala. Mereka pun setuju atas keinginan anaknya yang ingin menikahi wanita tersebut. Mereka diajak untuk menemui orang tua dari Wing di kota Gray. Sesampainya disana Bintang terkejut karena ternyata ibu dari Wing adalah wanita yang pernah dia cintai, namun Bintang tetap tenang karena itu sudah menjadi masa lalu. Tiba-tiba sebuah pesan sms masuk ke hp Bintang
“Jangan hancurkan hubungan mereka, beri mereka harapan untuk saling mencintai, jangan ulangi masa lalu kita” baca Bintang dalam hati dari isi pesan tersebut.
Tak kuasa Bintang menahan air matanya. Akhirnya kedua belah pihak menyetujui pernikahan anak-anaknya yang akan dilaksanakan bulan depan. Karena lebih cepat lebih baik dan menghindarkan mereka dari perbuatann yang mengandung fitnah yang tidak diinginkan.
Pernikahan Astro dan Wing sangat meriah, seluruh keluarga dan tamu merayakan hari kebahagiaan mereka. Hari itu benar-benar sangat meriah, karena sebelumya sudah dipersiapkan oleh keluarga Bintang yang kebetulan dia memiliki teman yang ahli dalam pesta pernikahan. Meja tamunya, masakannya, pernak-perniknya, semuanya sudah diatasi oleh sang ahli.
. . . . . . .
Kabar buruk tiba-tiba datang dari telepon rumah bahwa Bulan meninggal dikarenakan sakit kanker otak stadium lanjut. Keluarga Bintang segera ke rumah keluarga Bulan untuk menjenguk. Sesampainya disana, mereka mendengar suara isak tangis yang menyelimuti rumah tersebut. Seluruh keluarga Bintang menangis, kecuali Bintang. Dia masih mampu membendung emosinya. Tak lama kemudian suami dari Bulan memberikan sepucuk surat yang dia temukan di bawah kasur Bulan membereskan kamar dan barang-barang istrinya. Bintang pun membaca surat tersebut dengan emosi yang hamper meledak
“Dear Bintang

Assalamualiakum.Halo Bintang, bagaimana kabarmu selama ini? Aku harap kamu baik-baik saja di sana. Bagaiman kuliahmu Bin? Sukses kan? Aku tau kok kamu akan sukses dengan mata kuliah yang kamu ikuti. Hahaha.
Selama ini kita udah tidak bertemu dan berkomunikasi lagi. Maaf ya kalok aku tidak bilang kalok hpku aku jual untuk keperluan kuliah. Maklumlah, kuliah sekarang butuh biaya banyak, benerkan Bin? Hahaha.
Sebenarnya aku rindu dengan kita yang dulu, selalu sms dan chatting lewat facebook meskipun banyak PR dari sekolah. Kamu inget gak? Waktu saat kita pertama kali ngobrol, kita pergi ke kantin bersama sambil bercanda dan tertawa. Kalok inget kenangan itu pasti aku tersenyum dan tertawa sendiri, hehe.
Aku ingin bilang sesuatu ke kamu, sebenarnya aku juga cinta sama kamu Bin. Gak ada pria lain di hatiku, cuman kamu selama ini. Aku sangat menyesal karena sudah menolak pernyataan cinta tulus yang udah kamu berikan ke aku dan membuat kamu kecewa. Mungkin kamu gak akan maafin aku yang udah nyakitin perasaan dan hatimu, tapi aku hanya ingin kamu gak akan pernah lupain aku.
Mungkin itu aja yang ingin aku sampaikan ke kamu. Jangan lupa untuk main ke rumah kalok udah liburan kuliah nanti. Pintu rumahku terbuka kok untuk kamu. Sehat terus ya Bintang. Assalamualaikum.
from                     
seseorang yang mencintaimu

Bulan”                   
Air mata Bintang pun jatuh. Dia sudah tidak mampu lagi membendung emosinya dan ingin meluapkan tangisannya. Cucur air mata menyesali kepergian seseorang wanita yang dulu sangat dia cintai.
“Bulan, aku tidak akan pernah melupakan kamu, aku berjanji” ucapnya sambil menangis sambil tersedu-sedu.
Istri Bintang memahami posisi Bintang saat ini. Dia menenagkan hati Bintang agar reda emosinya. Akhirnya Bintang terdiam dan berhenti menangis. Bintang meminta maaf kepada istrinya atas ucapannya barusan. Istrinya pun hanya tersenyum dan memeluk Bintang dengan penuh kasih sayang.
. . . . . .
Bintang meninggalkan dunia dalam senyumnya. Senyum yang terpancar pada jasadnya seperti menandakan dia sudah puas untuk hidup di dunia yang fana. Kini dia akan menuju dunia penantian. Istrinya yang juga bertambah tua menangis sambil tersenyum karena melihat senyuman jasad almarhum suaminya Bintang. Bintang meninggalkan seorang istri, seorang anak, dan dua orang cucu yang masih kecil dan suci. Kedua anak ini di beri nama Bintang Pijar dan Bulan Purnama untuk mengenang kakek dan neneknya yang telah meninggal.




--------------------------------------------------Tamat----------------------------------------------

 By       : Ahmad Hasbi Al Muzaky

0 comments:

Post a Comment